MASALAH SOSIAL DI SEKITAR LINGKUNGAN
Hampir setiap hari kita
berhadapan dengan masalah- masalah. Ada masalah pribadi dan ada juga masalah
sosial. Contoh masalah pribadi adalah lupa mengerjakan tugas, dimarahi orang
tua, mendapat nilai jelek, dan di jauhi teman- teman.
Masalah pribadi dapat di selesaikan dengan orang-orang yang bersangkutan.
Akibat masalah dirasakan oleh semua warga masyarakat. Masalah sosial tidak dapat diselesaikan atau dipecahkan seorang diri. Masalah sosial hanya dapat diselesaikan secara bersama-sama.
Ada banyak sekali masalah sosial di lingkungan sekitar kita. Contoh dari masalah sosial adalah masalah kependudukan, keamanan, sampah, kebakaran pencemaran lingkungan, rusak atau burukya fasilitas umum, perilaku tidak disiplin, pemborosan energi dan lain- lain.
Masalah kependudukan yang di alami negara kita antara lain pnyebaran penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang besar, tingginya pertumbuhan penduduk dan kualitas penduduk yang rendah. Sebagai warga masyarakat kita wajb terlibat dalam menyelesaikan masalah sosial.
Dan masalah yang saya suka lihat adalah Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja.
Hati meradang, kaki menendang, tinju melayang, batu-batu terbang, setan tertawa senang …hahaaa itu lah dia perkelahian.. :)
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar.
Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.
Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
Masalah pribadi dapat di selesaikan dengan orang-orang yang bersangkutan.
Akibat masalah dirasakan oleh semua warga masyarakat. Masalah sosial tidak dapat diselesaikan atau dipecahkan seorang diri. Masalah sosial hanya dapat diselesaikan secara bersama-sama.
Ada banyak sekali masalah sosial di lingkungan sekitar kita. Contoh dari masalah sosial adalah masalah kependudukan, keamanan, sampah, kebakaran pencemaran lingkungan, rusak atau burukya fasilitas umum, perilaku tidak disiplin, pemborosan energi dan lain- lain.
Masalah kependudukan yang di alami negara kita antara lain pnyebaran penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang besar, tingginya pertumbuhan penduduk dan kualitas penduduk yang rendah. Sebagai warga masyarakat kita wajb terlibat dalam menyelesaikan masalah sosial.
Dan masalah yang saya suka lihat adalah Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja.
Hati meradang, kaki menendang, tinju melayang, batu-batu terbang, setan tertawa senang …hahaaa itu lah dia perkelahian.. :)
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar.
Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.
Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
Ketiga, terganggunya
proses belajar di sekolah atau di kampus.
Keempat, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa/mahasiswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
Keempat, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa/mahasiswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
Cara Mencegah Tawuran :
Pendidikan dari Keluarga Sejak
Dini
Keluarga merupakan lingkup lingkungan yang paling kecil. Hal-hal
mendasar dari sikap baik atau buruknya seseorang berawal dari didikan lingkup
keluarga. Oleh karena itu, pendidikan yang baik dari keluarga tentang
kedisiplinan, tenggang rasa, dan saling menghormati sangat diperlukan. Terlebih
dengan penanaman nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Jika sudah sejak
kecil sudah terbiasa akan didikan yang baik dan benar, maka insya Allah ketika
dewasa seorang anak tidak akan bertindak yang melanggar norma agama maupun
norma kehidupan.
Tanamkan Pendidikan Agama dan
Perilaku dari Sekolah
Setelah keluarga berperan mendidik dengan benar, maka lingkungan
selanjutnya yang bertanggungjawab adalah pihak sekolah atau perguruan tinggi.
Anak usia sekolah biasanya suka bereksperimen dalam bergaul, sehingga jika
tidak didukung oleh didikan dari sekolah yang benar bisa saja terjadi
eksperimen yang berbahaya dan membahayakan. Tawuran misalnya. Bergaul dan
berkumpul dengan sesama remaja sekolah di pinggir jalan (biasanya dilakukan
setelah pulang sekolah) bisa menyebabkan saling ejek antara siswa satu sekolah
dengan siswa sekolah lain yang berujung pada tawuran antar sekolah.
Hal ini sangat biasa terjadi
dalam lingkungan sekolah yang kurang menanamkan pendidikan agama dan pendidikan
perilaku. Sebagian sekolah kurang memperhatikannya karena tuntutan kurikulum
sekolah yang mengacu pada nilai akademik. Perubahan kurikulum sekolah dari
Kemendiknas untuk memperbanyak pendidikan attitude sangat diperlukan, terutama pada
tingkat Sekolah Dasar. Pihak sekolah juga seharusnya berinovasi semaksimal
mungkin agar penanaman akhlak kepada siswanya bisa diterima dengan baik.
Memilih Teman Bergaul dalam
Masyarakat
Lingkungan masyarakat ini
yang paling luas cakupannya. Terkait dengan pergaulan seseorang. Tidak ada yang
bisa memfilter pergaulan seseorang ketika sudah mengenal masyarakat luas.
Istilahnya masyarakat itu merupakan alam bebas. Tak ada lagi istilah dituntun berjalan. Hanya pribadi masing-masing
orang yang bisa mencegahnya. Hati-hati memilih kawan bergaul, harus
selektif. Penanaman pendidikan perilaku mendasar sudah diberikan oleh
keluarga dan sekolah. Memang antar semuanya saling terkait. Kita sebagai
komponen masyarakat hendaknya selalu berusaha menasihati dan mengingatkan akan
bahaya risiko akibat dari tawuran.
Jangan sekali-kali beranggapan bahwa tawuran itu hal yang biasa,
sudah tak perlu lagi diwaspadai. Tawuran merupakan bahaya turunan, jika
anak-anak kita sudah berani bertindak kekerasan secara jamaah maka bukan
mustahil cucu kita nanti juga akan menuruni sifat orangtuanya.
Intinya, pendidikan agama dan attitude harus dilakukan kapanpun dan dimanapun
oleh semua komponen luas baik itu keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat
itu sendiri untuk mencegah terjadinya mencegah tawuran. Termasuk tanggungjawab
kita, orang-orang yang masih berpikir logis bahwa tawuran itu hal yang tidak
baik, berbahaya, dan merusak banyak fasilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar