ILMU SOSIAL DASAR 2
Pengaruh Pola Asuh
Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Anak
Dewasa ini sering kita saksikan tindakan kriminal
atau perilaku-perilaku menyimpang baik itu di siaran televisi, Koran,
radio, mediamassa dan lain
sebagainya. Sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja. Seperti kasus
tawuran antar pelajar, miras, obat-obatan terlarang, bahkan pembunuhan bermotif
dendam atau kecemburuan. Padahal anak itu masih dalam tahap perkembangan
menjadi pubertas atau katakan saja masih bayi, bayi yang baru lahir ke dunia
ini belum mengenal apapun, ia masih bersih dan murni dan belum terpengaruh
sedikitpun oleh suatu hal. Bagaimana perkembangan bayi selanjutnya agar menjadi
anak yang baik?
Dalam hal ini orang tualah yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Dan yang lebih penting lagi adalah cara bagaimana orang tua mendidik
anaknya. Apakah pola yang mereka gunakan itu tepat? Masalah ini harus
benar-benar diperhatikan oleh orang tua, karena penerapan pola asuh terhadap
anak sangat berpengaruh pada perkembangan pribadi anak. Dari berbagai latar
belakang di atas kelompok kami mengangkat judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Perkembangan Anak”.
1. Pola
Asuh Anak
Secara etimologi, pola
berarti bentuk, tata cara, sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan
mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga, merawat
dan mendidik. Jika ditinjau dari terminology,
pola asuh anak adalah suatu pola atau system yang diterapkan dalam menjaga,
merawat, dan mendidik seorang anak yang bersifat relative konsisten dari waktu
ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negative atau
positif.
2. Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
a. Pengaruh
Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis akan
menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri,
mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress,
mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru. Dan kooperatif terhadap orang lain.
b.
Pengaruh Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter akan
menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak
berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian
lemah, cemas dan terkesan menarik diri.
c. Pengaruh Pola Asuh
Permisif
Pola asuh permisif akan
menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsive, agresif, tidak patuh,
manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosisal dan
kuranag percaya diri.
d.
Pengaruh Pola Asuh Penelantar
Pola asuh penelantar akan
menghasilkan karakteristik anak yang moody, impulsive, agresif, kurang
bertanggung jawab, tidak mau mengalah, self esteem (harga diri) yang rendah,
sermg bermasalah dengan teman-temannya.
3.
Faktor Utama yang Mempengaruhi Pola Asuh
a)
Budaya
Orang tua mempertahankan
konsep tradisional mengenai peran orang tua merasa bahwa orang tua mereka
berhasil mendidik mereka dengan baik, maka mereka menggunakan teknik yang
serupa dalam mendidik anak asuh mereka.
b)
Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang
memiliki pengetahuan lebih banyak dalam mengasuh anak, maka akan mengerti
kebutuhan anak.
c)
Status Sosial Ekonomi
Orang tua dari kelas
menengah rendah cenderung lebih keras/lebih permisif dalam mengasuh anak
(Hurlock, E,B 2002).
4. Pendekatan Orang Tua
yang Berpotensi Mengganggu Kepribadian Anak
Berikut adalah dua sisi
pendekatan atau cara mengasuh orang tua yang mempunyai potensi mengganggu
kepribadian anak, yaitu :
a)
Pendekatan
orang tua yang negatif
Ada orang tua yang
menyikapi anak-anaknya dengan cara yang negative, bahkan ada yang sampai
menjadikan anak-anak mereka objek kekerasan atau pelampiasan amarah.
b)
Orang
tua yang terlalu baik
Selain orang tua yang
bersikap negatif pada anak-anaknya, ada juga yang justru bersikap terlalu positif. Mereka sangat sayang terhadap anak-anaknya,
tetapi mereka tidak tahu cara mendidiknya, sehingga akhirnya sang anak jadi
manja, mereka ini cenderung akan bersikap arogan, malas dan merasa tidak perlu
bekerja keras dalam hidup serta kurang memiliki tanggung jawab terhadap apa
yang ia perbuat.
Jadi pendekatan orang tua yang negative akan membawa dampak buruk pada
perekembangan kepribadian anak-anaknya.
6. Syarat
Pola Asuh Efektif
Pola asuh yang efektif itu
bisa dilihat dari hasilnya anak jadi mampu memahami aturan-aturan di masyarakat,
syarat paling utama pola asuh yang efektif adalah landasan cinta dan kasih
sayang.
Berikut hal-hal yang dilakukan orang tua demi menuju pola asuh efektif :
a)
Pola
Asuh harus dinamis
Pola asuh harus sejalan
dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai contoh,
penerapan pola asuh untuk anak balita tentu berbeda dari pola asuh untuk anak
usia sekolah. Pasalnya,kemampuan berfikir balita masih sederhana. Jadi pola
asuh harus disertai komunikasi yag tidak bertele-tele dan bahasa yang mudah
dimengerti.
b)
Pola
asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
Ini perlu dilakukan karena
kebutuhan dan kemampuan anak yang berbeda. Shanti memperkirakan saat usia
satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat seumpama jika mendengar alunan
musik, dia lebih tertarik ketimbang anak seusianya, kalau orang tua sudah
memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.
c) Ayah
ibu mesti kompak
Ayah dan ibu sebaiknya
menerapkan pola asuh yang sama. Dalam hal ini, kedua orang tua sebaiknya
“berkompromi” dalam menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak.
c)
Pola
asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua
Penerapan pola asuh
juga membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua sehingga bisa
dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan dengan
disertai penjelasan yang mudah dipahami.
d)
Komunikasi
efektif
Syarat untuk berkomunkasi
efektif sederhana yaitu luangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan
anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan pendapat anak.
Dalam setiap diskusi, orang tua dapat memberikan saran, masukan atau meluruskan
pendapat anak yang keliru sehingga anak lebih terarah.
e)
Disiplin
Penerapan disiplin
juga menjadi bagian pola asuh, mulailah dari hal-hal kecil dan sederhana.
Misal, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah anak juga perlu diajarkan
membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan efektif mengelola
kegiatannya. Namun penerapan disiplin mesti fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan
/ kondisi anak.
f)
Orang
tua konsisten
Orang tua juga bisa
menerapkan konsistensi sikap, misalnya anak tidak boleh minum air dingin kalau
sedang terserang batuk, tapi kalau anak dalam keadaan sehat ya boleh-boleh
saja. Dari situ ia belajar untuk konsisten terhadap sesuatu, sebaliknya orang
tua juga harus konsisten, jangan sampai lain kata dengan perbuatan
(Theresia S. Indira, 2008).
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah terurai diatas dapat
saya tarik kesimpulan, bahwa pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat
besar dalam menentukan bagaimana bentuk pribadi anak dimasa depan, oleh sebab
itu orang tua harus benar-benar mawas diri dan bersungguh-sungguh dalam
menanamkan nilai-nilai kehidupan serta norma-norma yang baik kepada anak
melalui pola asuh yang baik dan benar.
Dari berbagai macam pola asuh yang tersebut
diatas, dapat kami simpulkan bahwa pola asuh yang paling baik adalah pola asuh
demokratis karena dapat menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat
mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu
menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru. Dan kooperatif
terhadap orang lain.